Selasa, 14 Desember 2010

Presiden Venezuela Huga Chavez kembali menolak Duta Besar Amerika Serikat yang baru

Liputan6.com, Karakas: Presiden Venezuela Huga Chavez kembali menolak Duta Besar Amerika Serikat yang baru, Larry Palmer. "Orang itu ditolak. Jika mereka (AS) memutuskan tidak mengirim duta besar, jangan kirim dia. Dan jika mereka ingin menarik duta besar kami, silakan lakukan," kata Chavez dalam acara resmi Partai Uni Sosialis Venezuela yang berkuasa (PSUV), Jumat (17/9) waktu setempat.

Dalam acara yang disiarkan saluran TV milik negara Venezolana de Television (VTV), Chavez mengatakan, pemerintah Presiden Barack Obama tak punya rasa tanggung jawab. "Kami negara bebas dan mereka bertindak dengan tidak sopan," ucap Chavez.

Dia menambahkan, Venezuela tidak akan pernah mengizinkan masuk Palmer yang ditunjuk sebagai duta besar untuk Karakas pada 28 Juni silam oleh Obama. Ini merupakan kali keempat Venezuela menolak secara umum masuknya Palmer setelah komentar-komentarnya yang tak bersahabat mengenai negara itu.

Chavez memerintahkan Menteri Luar Negerinya, Nicolas Maduro, untuk mengirim surat kepada Washington guna menjelaskan alasan mengapa Palmer ditolak oleh Karakas. Sekadar informasi, pada 3 Agustus, Palmer mengecam rendahnya moral Angkatan Bersenjata Venezuela dan besarnya pengaruh Kuba terhadap Venezuela. Ia juga menuduh hadirnya gerilyawan Kolombia di wilayah Venezuela.

Lima hari kemudian, Chavez mengumumkan kemungkinan penolakan terhadap Palmer. "Dia (Palmer) tak bisa menerobos semua hukum diplomatik. Bagaimana dia bisa menjadi duta besar? Dia akan ditolak," ujar Chavez dalam kesempatan itu.

Hubungan-hubungan antara Venezuela dan AS memburuk setelah satu kelompok Venezuela gagal berusaha mengkudeta terhadap Chavez pada 2002. Venezuela menuduh Washington mendukung kudeta itu, suatu dakwaan yang kemudian dibantah.

Hubungan tersebut masih tegang dalam tahun-tahun belakangan ini meskipun kedua pihak sepakat pada pertemuan puncak negara-negara Amerika di Trinidad meski Tobago pada April 2009, untuk mengupayakan hubungan berdasarkan saling kepentingan.

Pada September 2008, Chavez mengusir Duta Besar AS Patrick Duddy yang dinyatakan sebagai orang yang tak diinginkan di negara itu. Pengusiran ini untuk menunjukkan solidaritas dengan keputusan pemerintah Bolivia yang mengusir duta besar AS di La Paz.(Ant)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar