Selasa, 14 Desember 2010

Ajal bawah lori 5 tan

Oleh Mohd Jamilul Anbia Md Denin, Mohd Fauzi Abdullah dan Muhaamad Hafis Nawawi
am@hmetro.com.my
E-mel Artikel Cetak Artikel Tanda Artikel Besarkan Saiz Teks Kecilkan Saiz Teks Komen Artikel
NGERI...anggota polis trafik mengangkat mayat Nor Azima, semalam.
NGERI...anggota polis trafik mengangkat mayat Nor Azima, semalam.
NOR AZIMA...maut
NOR AZIMA...maut
KUALA LUMPUR: Niat murni seorang anak gadis untuk membelikan kereta kepada ibunya tidak kesampaian apabila dia terbunuh dalam keadaan mengerikan akibat digilis sebuah lori hingga separuh tubuhnya hancur.
Dalam kejadian kira-kira jam 3 petang semalam, Nor Azima Abdul Aziz, 22, maut di tempat kejadian selepas bahagian perut hingga kakinya digilis lori seberat kira-kira lima tan berhampiran Perpustakaan Negara, Jalan Tun Razak.

Ketika kejadian mangsa yang berasal dari Jalan Bukit Goh, Kuantan, Pahang, menaiki motosikal bersendirian dari arah bulatan Pahang menuju ke tempat kerjanya di Jalan Semarak, di sini.
Ibu mangsa, Rosnah Budin, 45, yang ditemui di rumahnya di Kuantan, malam tadi berkata, kali terakhir dia berjumpa Azima ialah pada Sabtu lalu apabila anak sulung daripada empat beradik itu pulang secara mengejut ke kampung.

“Dia tiba di rumah pada kira-kira jam 11.30 malam Jumaat lalu dan pada jam 12.30 tengah hari keesokannya dia bertolak semula ke Kuala Lumpur. Itulah kali terakhir kami sekeluarga menemuinya.

“Dalam, perbualannya dengan saya, arwah ada menyatakan hasrat untuk membelikan kereta kepada saya bulan depan. Saya diam saja mendengar kata-katanya itu dan terharu dengan niatnya untuk membantu biarpun dia baru kira-kira seminggu bekerja,” katanya.
<a href="http://bs.serving-sys.com/BurstingPipe/BannerRedirect.asp?FlightID=2046426&Page=&PluID=0&Pos=2156" target="_blank"><img src="http://bs.serving-sys.com/BurstingPipe/BannerSource.asp?FlightID=2046426&Page=&PluID=0&Pos=2156" border=0 width=400 height=200></a>

Menurutnya, Azima baru menamatkan pengajian diploma perakaunan di Kolej Poly-Tech Mara, di sini kira-kira empat bulan lalu dan baru mendapat pekerjaan di sebuah syarikat telekomunikasi di ibu negara.

“Patutlah dalam dua, tiga hari ini saya selalu berasa tak sedap hati. Saya sendiri tak tahu apa puncanya, rupa-rupanya itu petanda anak kesayangan saya akan pergi meninggalkan saya,” katanya. Sementara itu, jurucakap polis berkata, ketika kejadian Azima yang menunggang di lorong tengah tiba-tiba dirempuh sebuah lori yang datang dari arah belakang. “Rempuhan itu menyebabkan motosikal mangsa hilang kawalan lalu terjatuh ke atas jalan raya sebelum digilis lori berkenaan. Akibatnya, bahagian perut mangsa hingga ke bawah hancur. Pemandu lori itu melarikan diri dari lokasi kejadian dan meninggalkan mangsa begitu saja,” katanya.
Susulan itu, anggota polis trafik Kuala Lumpur bergegas ke lokasi kejadian dan menghantar mayat mangsa ke Hospital Kuala Lumpur (HKL) untuk bedah siasat.

Rakan karib Azima, Norhafiza Zahari, 23, berkata, ketika kejadian mangsa yang tinggal menyewa rumah di Taman Shamelin, Cheras, di sini, dalam perjalanan untuk memulakan kerja pada jam 4 petang.

Kepala diparang 10 kali


Oleh Mohd Jamilul Anbia Md Denin dan Muhammad Apendy Issahak
am@hmetro.com.my
E-mel Artikel Cetak Artikel Tanda Artikel Besarkan Saiz Teks Kecilkan Saiz Teks Komen Artikel
CEDERA...A Lecthumi menunjukkan kepala dan badan suaminya, Vadevellu  yang ditetak perompak.
CEDERA...A Lecthumi menunjukkan kepala dan badan suaminya, Vadevellu yang ditetak perompak.
KUALA LUMPUR: Pantang maut sebelum ajal apabila seorang lelaki warga emas yang ditetak hampir 10 kali di kepala dengan parang panjang oleh dua perompak masih bernyawa walaupun bermandi darah.
Kejadian itu menyebabkan mangsa, S Vadevellu, 72, menerima 40 jahitan dan terlantar di hospital selama dua hari.

Mangsa ‘dikerjakan’ dua remaja yang cuba menyamun lelaki terbabit yang juga pengawal keselamatan sebuah syarikat kewangan di Jalan Changkat Thamby Dollah pada kira-kira jam 4 pagi, Sabtu lalu.
Menceritakan detik cemas itu, mangsa berkata penjenayah terbabit berang dengannya yang enggan membuka pintu syarikat kewangan bagi membolehkan mereka merompak.

Menurutnya, kejadian berlaku ketika dia berkawal di pintu syarikat terbabit sebelum dihampiri dua remaja berusia belasan tahun yang menaiki sebuah motosikal.

“Sebaik memberhentikan motosikal, seorang daripada remaja terbabit membuka topi keledar dan menghampiri saya seolah-olah ingin bertanyakan sesuatu, namun dia memaksa saya menyerahkan wang.

siswi korban PERKOSAAN

Situbondo - Siswi kelas 2 SMP ini mengalami shok berat akibat diperkosa. Korban bahkan seringkali histeris jika mengingat peristiwa pahit itu. Tidak hanya itu, hingga kini korban juga terpaksa masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Dr Abdurrahim Situbondo lantaran mengalami pendarahan hebat.
Ironisnya, pelaku perkosaan tersebut adalah seorang pria yang tidak lain ayah tirinya, Saleh yang perbuatannya malah bertolak belakang dengan arti namanya. Menurut keterangan sang ibu, aksi perkosaan tersebut telah berlangsung beberapa kali dalam sebulan terakhir, namun baru terkuak setelah korban mengalami pendarahan hebat. Selama ini, korban memang merahasiakan tindakan bejat ayah tirinya tersebut, lantaran selalu diancam jika melapor.
Aksi perkosaan biasanya terjadi saat korban terlelap tidur di kamarnya. Kasus asusila ini ditangani polisi dari unit PPA Polres Situbondo. Pelaku diduga kabur ke pulau Madura dan hingga kini masih dalam pengejaran aparat kepolisian. (Tommy Iskandar/Sup)

Penangkapan Abu Tholut


Senin, 13 Desember 2010 @ 09:47:51   Admin Humas Mabes Polri - DIV HUMAS POLRI
Jumat 10 Desember 2010 telah terjadi penangkapan terhadap salah satu tersangka kasus Terorisme a.n. Muhamad Imron bayhaqi als. Abu Tholut pada pukul 08.30 Wib di Desa Bae Pondok Rt. 4 / Rw 3 Kec. Bae Kabupaten Kudus.
Penangkapan tersebut merupakan pengembangan terkait kasus-kasus Terorisme yang lalu antara lain kasus pelatihan militer di Aceh, perampokan Bank CIMB Medan dan lain-lain.
Dari hasil penagkapan dan penggeledahan disita satu pucuk Senpi jenis FN Cal 9 MM Made in Belgium berikut satu Magazen dan 22 butir Peluru kaliber 22 MM.
Hingga saat ini Tersangka masih dalam pengembangan di lapangan.
  

Presiden Venezuela Huga Chavez kembali menolak Duta Besar Amerika Serikat yang baru

Liputan6.com, Karakas: Presiden Venezuela Huga Chavez kembali menolak Duta Besar Amerika Serikat yang baru, Larry Palmer. "Orang itu ditolak. Jika mereka (AS) memutuskan tidak mengirim duta besar, jangan kirim dia. Dan jika mereka ingin menarik duta besar kami, silakan lakukan," kata Chavez dalam acara resmi Partai Uni Sosialis Venezuela yang berkuasa (PSUV), Jumat (17/9) waktu setempat.

Dalam acara yang disiarkan saluran TV milik negara Venezolana de Television (VTV), Chavez mengatakan, pemerintah Presiden Barack Obama tak punya rasa tanggung jawab. "Kami negara bebas dan mereka bertindak dengan tidak sopan," ucap Chavez.

Dia menambahkan, Venezuela tidak akan pernah mengizinkan masuk Palmer yang ditunjuk sebagai duta besar untuk Karakas pada 28 Juni silam oleh Obama. Ini merupakan kali keempat Venezuela menolak secara umum masuknya Palmer setelah komentar-komentarnya yang tak bersahabat mengenai negara itu.

Chavez memerintahkan Menteri Luar Negerinya, Nicolas Maduro, untuk mengirim surat kepada Washington guna menjelaskan alasan mengapa Palmer ditolak oleh Karakas. Sekadar informasi, pada 3 Agustus, Palmer mengecam rendahnya moral Angkatan Bersenjata Venezuela dan besarnya pengaruh Kuba terhadap Venezuela. Ia juga menuduh hadirnya gerilyawan Kolombia di wilayah Venezuela.

Lima hari kemudian, Chavez mengumumkan kemungkinan penolakan terhadap Palmer. "Dia (Palmer) tak bisa menerobos semua hukum diplomatik. Bagaimana dia bisa menjadi duta besar? Dia akan ditolak," ujar Chavez dalam kesempatan itu.

Hubungan-hubungan antara Venezuela dan AS memburuk setelah satu kelompok Venezuela gagal berusaha mengkudeta terhadap Chavez pada 2002. Venezuela menuduh Washington mendukung kudeta itu, suatu dakwaan yang kemudian dibantah.

Hubungan tersebut masih tegang dalam tahun-tahun belakangan ini meskipun kedua pihak sepakat pada pertemuan puncak negara-negara Amerika di Trinidad meski Tobago pada April 2009, untuk mengupayakan hubungan berdasarkan saling kepentingan.

Pada September 2008, Chavez mengusir Duta Besar AS Patrick Duddy yang dinyatakan sebagai orang yang tak diinginkan di negara itu. Pengusiran ini untuk menunjukkan solidaritas dengan keputusan pemerintah Bolivia yang mengusir duta besar AS di La Paz.(Ant)

Selasa, 19 Oktober 2010

Tentang Perjalanan Hidup


 aQ anak ketiga dari lima bersaudara dan terlahir dari keluarga yang sederhana. pada tahun 1990-an saya mulai menempuh dunia pendidikan di SD Negeri 1 lombok Ranau dan enam tahun kemudian saya melanjutkan Sekolah Menengah Pertama didesa lombok & tepat pada tahun 2001

Perjalanan Dalam Hidupku

Nama : Ce2p